Monday 23 October 2017

Mengapa Anak Tidak Menghabiskan Bekal Sekolahnya?

Photo Source: https://images.detik.com/community/media/visual/2016/07/20/ad58b8e7-3212-4817-a7c9-99fe4956f691.jpg?w=851

Sebenarnya ini pengalaman beberapa hari yang lalu dan saya baru bisa menulis ini hari ini sembari menunggu antrian Bank.

Masih dengan cerita sepupuku R. Pada tulisan sebelumnya saya menulis tentang R yang tidak ingin pulang sekolah. Nah, kali ini saya mau berbagi cerita tentang R yang selalu menyisakan bekal makan sekolahnya. 

R sekolah di salah satu TK di Lombok Barat. Sekolahnya mewajibkan anak didiknya untuk selalu membawa bekal dari rumah. Namun, lebih dari seminggu sekolah R tidak pernah menghabiskan bekalnya.

Akhirnya saya coba untuk mencaritahu penyebabnya, mengapa ia tidak pernah menyentuh makanannya ketika di sekolah. Namun ketika berada dirumah, dia semangat untuk menghabiskan makanannya. Langkah-langkahnya saya jabarkan berikut ini:

1. Bertanya kepada ibunya mengenai kebiasaan makannya dia.

Berdasarkan keterangan dari ibunya, ternyata R ketika makan, masih disuapi. Ini adalah point paling penting dan menjadi akar permasalahannya. Kesimpulan yang saya ambil adalah, jika R masih disuapi oleh orang tua atau significat other nya maka ketika di sekolah ia tidak disuapi oleh siapapun, itu yang membuat dia tidak pernah menyentuh bekalnya.

2. Melaporkan atau mendiskusikan hal tersebut kepada wali kelas.

Karena waktu itu saya tidak sempat bertemu dengan wali kelasnya sendiri, seorang guru lain mencatat nama R dan kelasnya untuk dikomunikasikan dengan wali kelasnya mengenai permasalahan yang saya ceritakan.

3. Ajak Anak Untuk Berbicara.

Menyelesaikan permasalahan anak tentu idealnya kita membuka percakapan dengan si anak. Bagaimana perasaannya, apa yang dialaminya, dan lain-lain. Hak tersebut saya lakukan pada R. Saya memulai percakapan dengan menanyakan apa lauknya hari ini. Obrolan kemudian mengalir dan ada beberapa point yang saya tangkap dari obrolan kami, seperti:

*Dia tidak menghabiskan bekalnya karena tidak bisa menyuapi dirinya sendiri.
*Dia takut ibunya akan marah karena mengetahuinya tidak menghabiskan bekal.
*Dia takut kakak dan asisten ibunya akan melaporkannya karena tidak menghabiskan bekal.
*Dia meminta saya untuk tidak melaporkannya.

Karena saya sudah menemukan akar permasalahan, saya mulai memberikan yaaaa semacam tindakan kasih sayang ke R, seperti:

1. Mengajarinya Untuk Makan Sendiri

Awalnya saya langsung minta dia untuk makan sendiri dan dia bilang tidak mau. Jadinya, saya suapi dia satu kali, saya siapkan nasinya dan meminta dia makan sendiri. Kemudian saya berikan dia contoh cara mengambil nasi dan lauk, yang kemudian dia menginformasikan saya bahwa gurunya juga sudah mengajarinya. Hingga nasinya habis, dia terus nyuapi dirinya sendiri.

Misi satu: bisa makan sendiri, berhasil!

2. Follow Up ke Wali Kelas

Next day ketika saya jemput lagi, saya bertanya ke wali kelasnya apakah dia memakan bekalnya atau tidak. Alhamdulillah wali kelasnya dengan penuh senyuman menjelaskan bahwa dia sudah memakan bekalnya walaupun sedikit.

Misi dua: makan sendiri dikelas, berhasil!

3. Mengajarkan Berbagi atau Makan Bersama

Kalau orang dewasa, atau mungkin saya pribadi, terasa nikmat apabila makan dengan berbagi atau makan bersama teman-teman yang dekat dengan kita. Jadi, saya memintanya untuk makan bersama teman-temannya.

Dia pernah bercerita bahwa temannya membagikan makanan untuk dia dan saya memintanya untuk memberi makanannya yang lebih atau menukarnya dengan temannya apabila temannya memberikannya lagi.

Misi tiga: makan bareng temen + berbagi dengan teman, berhasil!

4. Menu Makan

Sebenarnya ini hal yang paling penting, dan saya tidak terlibat dalam point ini. Saya hanya memperhatikannya. Beberapa waktu yang lalu saya memperhatikan menu makan yang diberikan oleh asisten ibunya berkisar antara nasi telur, mie, nasi abon dan makanan dengan kandungan karbohidrat lainnya.

Secara teknis mungkin R menganggap hal tersebut kurang praktis. Kemudian beberapa hari kemudian menu-menu tersebut diganti dengan kue-kue basah maupun kering. Jadi, R bisa makan makanan dengan praktis.

Berdasarkan point ini saya  belajar satu hal bahwa penting bagi kita agar memberikan variasi makanan untuk bekal anak sekolah. Misalnya mengkreasikan makanan dengan bahan seadanya agar tampilannya menarik.

5. Pujian

Pujian juga penting sebagai hadiah untuk anak, biasanya sambil mengelus kepalanya saya memujinya karena berhasil menghabiskan makanannya.

"Wah anak sholehah sudah berhasil ngabisin makanan"
"Duh pintar sekali adeknya kak Lia"
"Sudah solehah, hebat lagi bisa ngabisin makanannya"

Dan masih banyak pujian-pujian lainnya.
Kadang saya memberikannya reward seperti hal yang dia sukai, misalnya pergi ke toko ayahnya atas prestasinya menghabiskan makanan.

Pujian itu perlu untuk anak, sebagai bentuk bahwa dia dihargai atas apa yang sudah dilakukannya dan disayangi.


Tuesday 17 October 2017

The Coffee Cup


Hell ya, the fact that ma hand is more exotic than him😑

"Be, bukannya dulu tanganmu lebih gede ya daripada aku?"😪

Rutinitas harian pulang kerja kalo dirumah ga ada kerjaan lain, saling menunggu. 

Yuhuuuu, kantornya dia diseberang jalan kantorku. Jadi, kalo suasana lagi adem ayem, biasanya aku sama do'i makan siang di warung terdekat, sometimes dia bawa bekal dan kami makan bersama (aku ga pernah bawa bekal).
Kalo pulang kerja, aku nunggu dia depan butik, entar dia nyamperin sambil senyam-senyum. 

Kalo dia keluar duluan untuk urusan lain dan aku masih jam kerja, dia mesti ingetin untuk hati-hati sama motor atau mindahin motor dikarenakan aku pernah meghilangkan motor adikku 😭

Tentang foto itu, ah sedih kali ditulis. Mungkin aku terbakar matahari Lombok. Tangannya dia lentik terawat dan tanganku kayak kuli bangunan yang ngejar setoran motornya (ye kan?) 

Well, aku nulis ini juga sambil nungguin dia pulang kerja, lembur apa yak? 😥



Emak-Emak yang Suka Memukul Anaknya di Jalan



"Pilihlah kalimat atau kata yang tepat untuk mendisiplinkan anak, bukan dengan bentakan apalagi kekerasan"

Harus banget ya dengan jalan kekerasan?

Jadi gini ceritanya, beberapa hari yang lalu tetanggaku sebut saja di Mawar yang menikah di usia dini dan mengharuskannya memutuskan sekolahnya. Punya anak, dan kebetulan sedang jalan kaki bersama saudara dan anaknya. 

Anaknya sebut saja Mawar Kecil (MK) hendak menyeberang jalan umurnya sekitar 3-4 tahun, kebetulan ada motor dari arah barat yang hampir saja menabrak anak itu. Bukan hampir juga sih, karena jarak mereka yang yaaa lumayan jauh. 

Si saudaranya mukul si MK ini dan bilang 

"Kamu ga bisa diem, dibilangin liat-liat jalan!" *sambil terus memukul si MK

MK masih terus menangis dan ibunya yang sedang menggendong anak saudaranya bukannya nanya apakah anaknya baik-baik saja malah ikut memarahi anaknya. 

Pernah juga kejadian didepan mataku, sebut saja si Kembang Kol (KK) waktu itu dia juga sedang berjalan dengan anak perempuannya sebut saja Kembang Kol Kecil (K3). Dari posisi jalannya juga sudah membahayakan dimana emaknya ada dipinggir sebelah kanan dekat tembok dan anaknya sebelah kiri dekat dengan lalu-lintas kendaraan.

Waktu itu anaknya terjatuh, well emaknya si KK langsung mukul dan marahin anaknya kemudian di gendong. (Can't just you ask her that is she okay or feeling pain?")

Sebenarnya ini pemandangan biasa yang aku lihat dikehidupan sehari-hariku, tapi yaaaa aku jadi bertanya-tanya "What really inside your mind wahai emak-emak?"
Mereka adalah darah dagingmu yang harusnya kamu jaga dan jika terjatuh bukannya malah memarahinya melainkan bertanya "Are you okay dear?" 

Ketika aku marahin salah satu emak karena mukulin anaknya yang lagi asyik main air dan menceramahinya karena memukul anaknya, si emaknya bilang ke aku "Kamu sih belum ngerasain jadi emak-emak! Awas aja nanti kalau kamu mukul anakmu!" 

Kubilang aja, aku emang belum ngerasain jadi emak-emak dan sedang belajar dari keponakan-keponakanku, dan aku belajar untuk menggunakan kata-kata yang baik dan tidak memukul keponakan-keponakan ku. (Ya kali gue mukulin anak orang) :D

Emak tau ga sih otak setiap anak itu istimewa?
Sekali emak marahin anak, jutaan sel-sel yang bikin anak pinter itu jadi mati mak.
That's why emak sebaiknya memilih kalimat atau kata yang tepat untuk mendisiplinkan anak, bukan dengan bentakan apalagi kekerasan. :)

PS.
Aku ga sempurna dan mungkin ga tau seberapa besar perjuangan ibu-ibu menahan sabar dan mengurus rumah tangga. Aku cuma sedang belajar, salah mungkin hal yang wajar ya. Setiap emak pasti punya gaya yang berbeda dalam mengasuh anak.

Photo Source:
http://lunalegal.net/wp-content/uploads/2014/09/family-law.jpg

Sunday 15 October 2017

Numpang Baca di Kebon Cafe and Resto Lombok



Well, ini mungkin postingan pertamaku tentang review cafe karena emang semenjak di Malang, taunya cuma makan doang dan foto makanan mungkin-selesai, tanpa aku pernah nulis review tentang suatu caffe. Yah emang dasarnya aku cuma fokusnya makan doang, enak apa enggak masakannya, mbuh mau suasanya cafenya kayak gimana, mau ada foto both nya kayak gimana yang penting makan.

Sekarang emang lagi bingung mau ngerjain apa, dan akhirnya nyari kesibukan kayak gini dulu.

Jadi malam minggu Oktober 14, kemarin si abang ngajak kesini. Kami berdua sih emang suka makan ya dan katanya ini cafe punya teman SMP nya yang di JL. Caturwarga sebelum RS Islam Mataram. Nah, berikut ungkapan hatiku tentang cafe ini ya:

1. Price and Menu

Pengalaman waktu merantau dulu dengan ada kegemaran kuliner juga melihat harga di Lombok, menurutku pricelist di Kebon Cafe lumayan terjangkau khususnya bagi mahasiswa dan pelajar. Eniwei, aku kalo kulineran emang hal pertama yang terlintas dipikiranku untuk di stalking adalah menu dan harga.

Karena tempat ini mengusung Cafe and Resto, jadi bukan hanya makanan ringan dan kopi saja yang ada disini, melainkan beberapa makanan berat seperti nasi goreng dan lalapan. Harganya cukup terjangkau mengingat biaya hidup di Lombok seperti apa.

2. Lokasi

Nah lokasi Kebon Cafe cukup mudah untuk ditemukan. Terletak di JL. Caturwarga sebelum Rumah Sakit Islam Siti Hajar

3. Fasilitas

Buat yang udah pesan makanan tapi males nunggu, tenang aja cafe ini menyediakan berbagaimacam fasilitas yang bisa kita nikmati, misalnya: Book Box, DART atau foto booth yang ga kalah kece dan juga live music :)

4. Suasana dan Pelayanan

Saya suka dengan suasananya yang menambah rasa romantis dan cafe nya yang bersih. Mengenai pelayanan, kami disambut dengan senyuman dan keramahan ya mungkin karena temannya si Bae sih. Sejujurnya saya agak kurang puas dengan tatapan dan kurang senyum dari kru yang lain, rasanya seperti kurang welcome :)
Entahlah, mungkin mereka capek :D


FYI:
Lagi-lagi aku emang ga ada niat untuk review tempat nongkrong, jadi aku ga punya foto-fotonya dan terlalu fokus dengan novel yang kubaca. Next time kalo kesini lagi mungkin aku bakal bikin review lengkap tentang tempatnya (kalo ada waktu senggang untuk menulis).

Wednesday 4 October 2017

MEMAHAMI ANAK YANG MASIH INGIN DI SEKOLAH



“Membiarkan anak bermain pasir, lebih baik dibandingkan melihat dia bersama gadget seharian”


Terkadang kita banyak menemukan anak yang tidak ingin sekolah atau ingin segera pulang sekolah. Namun ini adalah cerita tentang adik sepupu saya R, dia sangat senang sekolah. Bahkan dia selalu ingin lama-lama di sekolah. Hal tersebut terjadi karena sepulang sekolah dia mengaji bersama dengan ustadzahnya.

Lalu apa sih yang membuat seorang anak ingin berlama-lama di sekolah?
Ada beberapa hal yang berhasil saya observasi, seperti berikut ini:

1. Teman Bermain

Disekolah, adik sepupu saya memiliki banyak sekali teman, hal ini berbanding terbalik dengan kondisi lingkungan tempat tinggalnya. R tinggal di lingkungan perumahan yang tidak ada anak seusia dia.

Dia selalu semangat menceritakan teman-temannya, bagaimana mereka berbagi makanan, bermain bersama dan janjian main bersama esok harinya. Kadang ketika R pulang duluan temannya akan mengingatkan “Besok main lagi ya” (Betapa indahnya masa anak-anak)

2. Wahana Permainan

Berbeda dengan sekolahnya yang lama, sekolahnya yang sekarang menyediakan banyak sekali wahana permainan, baik yang tradisional, modern maupuan yang edukatif. Bermain diluar kelas atau pun didalam kelas.

Ketika baru-baru sekolah, dia akan marah jika saya tidak membiarkan dia bermain terlebih dahulu. Saya memperhatikannya, betapa bahagianya dia mencoba semua permainan itu bersama teman-temannya. Selalu ada kebahagiaan melihat dia tertawa seperti itu.

3. Kedua Orang Tua Bekerja

Pagi hari sarapan dan diantar sekolah oleh ibunya. Kemudian siang hari ketika pulang sekolah dia biasanya bermain dengan kakak perempuannya dan asisten ibunya. Pernah beberapa kali asisten ibunya membawa anaknya yang lebih kecil daripada  R dan mereka bermain bersama.

Sore dan malam hari biasanya  R bersama orang tuanya, dan ketika weekend mereka selalu mengisinya dengan kegiatan bersama keluarga, entah jalan-jalan, berenang, dan lain sebagainya.

Kecuali jika istirahat siang dan ibunya pulang, biasanya  R mau langsung pulang atau ketika akan ke kantor milik bapaknya.

 R anak yang pintar, dia selalu bisa memahami orang tuanya yang bekerja.


            Poin ketiga adalah poin tambahan, bagi orang tua setelah pulang bekerja bisa memilih beberapa kegiatan antara orang tua dan anak di waktu senggang sehingga tetap terjaga kelekatan antara anak dan orang tua.

Setiap anak punya alasan yang berbeda mengapa ia senang sekali berada di sekolah. Tugas orang tua adalah memahami anaknya dan tidak membanding-bandingkannya dengan anak yang lain. Karena semua anak adalah spesial.

Masa kanak-kanak merupakan masa yang sebaiknya dihabiskan dengan bermain, iya bermain sambil belajar, dan berharap R mengisi masa kanak-kanaknya dengan bermain dan memiliki pengalaman diluar rumah, dia juga sangat senang bermain dan disatu sisi dia khawatir tidak ada yang menjemputnya. Oleh karena itu saya selalu membiarkan dia bermain hingga dia bosan untuk bermain, terkadang saya juga memberikan dia waktu bermain hal ini saya lakukan agar dia bisa belajar disiplin waktu.

Ada bebera hal yang saya lakukan ketika menjemputnya bermain, hal ini saya lakukan agar dia juga merasa bahwa dia diperhatikan.

1.       Menjemputnya Tepat Waktu

Biasanya saya menjemputnya jam 11.30 ketika dia selesai mengaji. Tapi beberapa waktu yang lalu dia marah pada saya dan mengira saya menjemputnya terlambat. Dia mengutarakan keinginannya pada saya yakni ingin seperti ibu-ibu temannya yang lain yang sudah menunggunya didepan kelas.

Saya melakukan seperti keinginannya dan dia selalu terlihat bahagia.

2.       Mengulang Kembali Jadwalnya

Ketika saya sudah terlihat didepan kelasnya saya mengingatkan dia kembali tentang jadwalnya yakni mengaji sepulang sekolah. Karena dia memang tidak suka jika langsung diajak pulang.

3.       Memberi Kesempatan Untuk Bermain

Seperti yang telah saya jelaskan diawal bahwa seusia  R memang sedang senang bermain. Terlebih jika melihat dia yang selalu bahagia bermain dengan teman-teman seusianya.

Memberinnya kesampatan untuk bermain juga sebagai hadiah karena dia telah berhasil sekolah dengan baik tanpa menangis atau ingin pulang.

4.       Menemaninya Bermain

Tidak selalu saya temani dia bermain karena dia lebih suka bermain dengan teman-temannya. Terkadang juga dia menolak untuk saya ajak bermain.

5.       Melihat Reaksinya

Menilai reaksi anak juga sangat penting. Jika dia senang dengan apa yang saya lakukan padanya, di lain hari akan saya ulangi. Seperti menjemputnya tepat waktu dan memberinya kesempatan untuk bermain.

6.      Bertanya Kegiatannya Di Sekolah

Komunikasi juga sangat penting dibangun. Biasanya ketika berada di atas motor, dia menceritakan kepada saya bagaimana dia berbagi makanan dengan temannya, lagu-lagu yang diajarkan oleh guru-gurunya, do’a-do’a, hadits dan juga surah Al-Qur’an yang diajarkan kepadanya.

                Itu adalah sedikit pengalaman saya bersama adik saya R. Tentu masih banyak PR-PR yang belum saya pecahkan mengenai pengasuhan anak khususnya adik sepupu saya R . Saya juga masih belajar dan apa yang sedang saya pelajari akan saya tulis, kelak jika menghadapi hal yang sama saya tahu cara menyelesaikannya.



She's Coming Out Early!

Qalisha Syakira Ilham  She's Baby Qa Sebelumnya, janjian sama ayahnya mau barengan ulang tahun di Desember 28. Tiba-tiba tadi mala...